Kamis, 24 November 2016

Puisi "Musyawarah Tahunan" Karya : ST SyaRahmah, Alenda

Musyawarah Tahunan
Karya : ST SyaRahmah, Alenda


Keputusan bersama menjadi hal terpenting

Terasa lelah untuk membuat keteguhan
Dengan lika luku yang dihadapi berbuah penghujung yang teratur
Jiwa yang lelah, hati terdiam tanpa suara
Tak henti untuk menahan opsi yang bermakna
        Semakin kusam wajah ini
        Semakin keluh wajah ini
        Dan jiwa semakin gelisah
        Entah dengan cara berbicara
Atau terdiam hanya beribu gerak di kursi ini
Dan suhu yang semakin panas
Menusuk relung dalamnya kulit ari
Semakin berbau kulit ini
         Tak ada yang merasakan
         Hanya terfokus pada bunyi pasal
         Dengan tuturan ayat per poin
         semakin menemukan titik celah
Diantara beribu banyak kata

Dari beberapa judul yang tertera
     
                                   Banjarbaru, 20 November 2016

Jumat, 09 September 2016


PERTANIAN
Dita Alenda

perkenalkan aku adalah pertanian
pertanian pemberi warna green indonesia ini
pertanian yang begitu kokoh menusuk perut bumi
pertanian memberikan tempat tinggal flora dan fauna
untuk tumbuh berkembang biak, dan melakukan semua aktivitas
bukan hanya mereka
pertanian juga selalu meberikan kesejukan bagi seluruh penduduk bumi
memberikan oksigen bagi manusia
memberikan sumberdaya,
energi, kekuatan, dan segalanya yang mereka butuhkan
pertanian mampu perlihatkan indahnya indonesia ini
dengan satu kecamabah tertanam, mengeluarkan akar, batang, daun, dan bunga mekar
pertanian mampu menyatukan keharmonisan indonesia ini
dengan bersatunya buah dan biji yang tak terpisahkan
pertanian  memberikan selimut untuk Indonesia
agar Indonesia terlindung dari segala bencana
semuanya untuk Indonesia
semuanya untuk masa depan Indonesia
andai para pahlawan
masih ada, mereka pasti akan merasakan
betapa indahnya Indonesia sekarang
jangan sia-siakan perjuangan mereka
sekarang kita semua yang harus melindungi bangsa Indonesia ini
dengan menjaganya, memberikan penghijauan
jangan malah merusaknya
membiarkan hancur
pasti akan tetes air mata mereka
semasa hidup mereka berjuang demi merdeka !!!
sekali merdeka tetap merdeka
melambaikan sang merah putih
teriring lagu Indonesia raya
semua akan menjadi saksi
jika kita merusaknya maka sangatlah rugi
sentuhlah Indonesia dengan  pertanian
pertanian bagaikan jari tangan
mampu memegang roda indahnya
Indonesia kita
Ayo sahabat semua
Jagalah pertanian Indonesia
Kenalilah pertanian
Maka kita semua akan merasakan
Berjuta simponi
Indahnya Indonesia
Selamanya
Indonesiaku, berdiri, berkibar, bernuasa hijau, dan bertahanlah.

Rabu, 24 Agustus 2016

Sang Penari Talas "Tari Baksa Kembang"


Sang Penari Talas
Dibawah Bimbingan Ibu Nurmelati Septiana SP, MS.i dan Ibu Mira Yulianti SP, MS.i mempersembahkan sebuah tarian yang berjudul tari Baksa Kembang. Para penari merupakan mahasiswi dari orang tua pengantin laki-laki ibu Ir. Ani Mariani, MS.i.
Baksa kembang merupakan jenis tari klasik Banjar sebagai tari penyambutan tamu agung yang datang ke tanah Kalimantan Selatan. Tarian ini hidup dan berkembang di keraton Banjar yang ditarikan oleh putri-putri keraton. Lambat laun tarian ini menyebar ke rakyat Banjar dengan penarinya galuh-galuh Banjar. Tarian ini diperuntukan untuk menghibur keluarga keraton dan menyambut tamu agung seperti raja atau pangeran.
Tarian ini menceritakan para putri yang anggun dan cantik yang sedang bermain-main di taman bunga yang dengan riangnya mereka memetik beberapa bunga kemudian dirangkai menjadi kembang bogam, kemudian kembang bogam ini mereka bawa bergembira ria sambil menari dengan gemulai.
Kembang bogam merupakan rangkaian bunga mawar dan melati dibentuk bundar (dironce) dengan aturan. Susunan bunga mawar diletakan ditengah dan bunga melati disekelilingnya serta diberi beberapa untaian melati. Kembang bogam ini akan dihadiahkan kepada kedua pengantin. Orang banjar mempercayai bahwa bagi gadis banjar yang mandi dengan bogam yang ada pada pengantin akan dimudahkan jodohnya. Tari baksa kembang memakai mahkota bernama Gajah Gamuling yang ditata oleh kembang goyang, sepasang kembang bogam ukuran kecil yang diletakan pada mahkota dan seuntai anyaman dari daun kelapa muda yang disebut halilipan.
Selamat Menyaksikan

Sang Penari Talas "Tari Tepuk Mayang"


Sang Penari Talas
Dibawah Bimbingan Ibu Nurmelati Septiana SP, MS.i dan Ibu Mira Yulianti SP, MS.i mempersembahkan sebuah tarian yang berjudul tari Tepuk mayang. Para penari merupakan mahasiswi dari orang tua pengantin laki-laki ibu Ir. Ani Mariani, MS.i. Tarian ini merupakan tarian garapan baru yang diperuntukan untuk menyambut pengantin berserta rombongan keluarga. Tepuk Mayang dalam arti disini adalah pukulan ke selundang/upih mayang (Mayang Adalah Kembang Pinang Yang belum pecah masih terbungkus selundang/upih).
Mayang dalam tarian ini di ibaratkan seorang anak yang sangat disayang orang tuanya. Tarian ini menceritakan perjuangan orang tua pengantin dalam membesarkan anak-anaknya dari bayi hingga sekarang. Dalam tarian ini orang tua pengantin bersuka cita menghantarkan anak-anaknya ke singgasana perkawinan. Mayang yang dibawa sang penari akan diserahkan kepada kedua orang tua dan pengantin. Mayang yang ada pada orang tua akan ditimang untuk terakhir kalinya sebagai tanda timangan terakhir dan ketika mayang ditepuk maka dengan inilah resmi sang anak dilepas oleh orang tua masing-masing untuk mengarungi bahtera rumah tangga. Sedangkan mayang yang ada pada pengantin tetap ditepuk. Kemudian mayang diurai bersama-sama dengan orang tua. Mayang yang ada pada pengantin dimasukan kembali ke dalam selundang/upih ini dimaksudkan kedua pengantin sudah siap mengarungi bahtera rumah tangga bagi gadis yang mandi dengan mayang yang dipegang pengantin akan dimudahkan jodohnya, sedangkan mayang yang ada pada di kedua oarang tua tidak dimasukan lagi kedalam selundang/upih cukup diletakan diatas selundang/upih, ini dimaksudkan bahwa mereka sudah melepas anaknya masing-masing. Kasih anak sepanjang gala kasih orang tua sepanjang jalan.

Selasa, 16 Agustus 2016

Dirgahayu Indonesiaku


Kami Selalu Cinta
Cinta Pada Ribuan Pulaunya
Cinta Pada Destinasi Wisatanya yang tiada dua
Cinta Pada Berbagai Macam Ciri Khas Kuliner Daerahnya
Cinta Pada Keramah Tamahannya
Cinta Pada Keberagaman Suku, Bangsa, Ras dan Agama
Cinta Pada Berbagai Bahasa dan Kesenian yang masih terjaga
Cinta Pada Semua Yang Ada Di Indonesia

Puisi Doa Ramadhan karya : Ismail Lubis "Sanggar Talas" di Tadarus Puisi Banjarbaru




DOA Ramadhan
(Ismail Lubis)

Langit malam‬ yang berbintang
Di saat cahaya ramadhan mulai mendekat
Dalam bulan yang di rindukan
Bulan yg sungguh penuh pengampunan

Bersinar dalam ramadhan indah
Yang selalu dinanti ke datangannya
Dalam tiap tahunnya
Marhaban Ya Ramadhan

‪‎Cahaya‬ kian mendekat
Melewati hari demi hari
Bulan yang banyak dirindukan umat
Bulan suci penuh ampunan

Diramadhan inilah kami berdoa

Ya Allah…..
Dalam dekapan Ramadhan suci ini
Berikan hambamu ini kesadaran
Betapa bulan ini adalah gudang
Yang menyimpan jutaan rahmat
Dalam sepuluh ruang tamunya


Ya Allah
Berikan pada hamba
Makna luas ruang maghfirahMu
Yang tersembunyi dalam sepuluh ruang keluarga
Tancapkan keyakinan pada diri hamba tentang janjiMu
Yang terlukis dalam sepuluh ruang tidur bulanMu
Menggambar kebebasa dari api abadiMu

Ya ALLAH,
Engkau Jadikan bulan Ramadhan yang KAU Istimewakan
Dari semua bulan KAU Pilih ramadhan dari semua masa dan zaman,
KAU Lebihkan ramadhan dari semua waktu-waktu dalam setahun,
Dengan Ramadhan, KAU Pilih kami,
Kami berpuasa pada waktu siang nya, atas PerintahMU,
Dan kami dirikan shalat malam nya, atas PertolonganMU,
Untuk memperoleh pahala dan ampunan dariMU...

Ya ALLAH,
kami pencinta Ramadhan,
Dengan nya telah KAU muliakan kami,
Dari lubuk hati kami, penyesalan paling dalam,
Dari lidah kami, permohonan maaf yang paling tulus,
Anugerahilah kami pahala, dengan segala kekurangan kami,
Memenuhi HakMU di bulan ini...

Ya Allah…
Hamba bersimpuh dalam belai kuasamu
Mengakui kelemahan dan kesalahn Nafsu
Membeberkan aib sendiri
Membuka rahasia pribadi
KepadaMu !
Menggorek dosa-dosa satu persatu
Berharap siraman deras ampunanMu

Ya ALLAH,
apa saja dosa besar dan dosa kecil,
Yang kami lakukan di bulan ini,
Atau kesilapan yang kami langgar dengan sengaja atau kerna terlupa,
Atau kezaliman pada diri kami dan kezaliman kami terhadap orang lain,
Tutuplah kami dengan MaafMU, terimalah kami dengan AmpunanMU...

Ya ALLAH,
Lepaskanlah pula kami dari noda-noda kesalahan,
Pastikan kami mendapat RedhaMU,
Pastikan kami memperoleh Ampunan dan Kasih SayangMU
Ya Arhamar-Rahimin...

Ya allah
Lirihku semoga jadi doa
Tangisanku semoga jadi sesal
Nafasku semoga jadi tasbih
Tatapanku semoga jadi rahmat
Perkenankanlah Ya Rabb…

Harapanku semoga jadi kenyataan
Resahku semoga jadi jawaban
Deritaku semoga jadi kesabaran
Pelitaku semoga jadi impian
Kabulkanlah Ya Rabb…

Doa di dalam sujud dan ruku
T’lah menghadirkan cahaya
Melaksanakan kepingan sisa harapan
Tuk meraih ampunanMu … Ya Rabb

Sampaikan salam rindu kami ya Ramadhan,
Pada mereka, permata Jakut yang menanti,
Menanti di pintu gerbang ar-Rayyan...

Ya Allah…
Sedikit sekali yang kuminta
Dalam luas kuasamu yang terbuka


Jumat, 12 Agustus 2016

Puisi Bahasa Banjar "Mangariau Naga"

(Karya Noor Aini Cahaya Khairani)

Di bawah kalas muha ari, di atas soklat sungai martapura
di sasala sari muha balai kota lawan layu kambang di subarangnya
tambangan titis siparabayaksa pambawa pitua raden samudra
nangkaya tahalang naga
maka pangeran banjar cagar diarak kuliling banua.

Mangayuh tambangan tumatan muhara ka hulu
mananjak ilung nang datang tumatan Baritu
mangariau sumangat nini datu
gasan anak cucu nang di tabing atau di banyu
tabing lawan banyu kita, urang Banjar
nang bau pudak lawan batapung tawar.

Limbah pikah ampat puluh satu pangayuh
limbah tapaluh nangkaya mangayuh jukung basauh
bakalambu ujan panas marintik, basasajian
bapakaian saraba kuning, babaras kuning pawang
bamamang ;
“ barakat aksaraku tatinggi pada ikam
ikam kada mangariau ku aku nang mangariau ikam
uiii, sirintik siribut nang basisik habang sinang
babalang-balang
napa batapa di kalurungan
kada mayukah  wadai ampat puluh satu macam
kambang laki-bini pitu macam
lampah, darah alam jalallah
nang datang matan raden Samudra
sampai kakita".

Jangan hanyut ulih banyu nang karuh
Dingsanakku, hulu masih jauh
Ayu hancap kayuh tambangan
Tampulu kita baluman kakadapan.